Mengingat sebuah kenangan
Indah akan masa lalu yang bersemi kembali, hmm siapa yang tahu tentang istilah
itu? sebuah fenomena sangat dahsyat mengorek memori masa lalu yang sekian
lama terpendam, yaa yaa itu dia CLBK.
Istilah itu yang tak asing di telinga kita. Sedikit berbagi
cerita yang saya alami beberapa waktu yang silam, 2006 sampai 2008, lama juga
yaa.. yach memori itu yang kembali teringat waktu mengawali sebuah pekerjaan
yang menjadi awal sebuah karir pribadi saya di sebuah perusahaan perkebunan,
tepatnya perkebunan Cengkeh yaitu PT Cengkeh Zanzibar. Yach mengawali sebuah
karir menjadi Staf Keuangan sebuah perusahaan perkebunan yang saat itu juga
dipercaya untuk sesekali berkunjung ke lokasi beberapa kebun yang disana juga
terdapat aktivitas administrasi maupun pekerjaan pemeliharaan tanaman.
Begitulah awalnya, kini tepat di hari libur dengan cuaca pagi yang cukup cerah,
membuat semangat ini semakin menggebu-gebu untuk menjemput sang bidadari yang
sudah lama pergi.
Kali ini
saya lebih memilih menjemputnya dengan sepeda, kebayang khan pasti tambah
mesra..
Setelah
bersiap dari waktu subuh yang indah, mulai dengan mengayuh sepeda bersiap
menuju kesebuah Desa Kalisidi, desa tepat dimana lokasi kantor kebun itu berada.
Suasana pagi
nan sejuk yang mengiring kayuhan sepeda untuk mendaki jalan yang cukup tinggi
menuju lokasi yang tersembunyi. Kenapa saya kembali ke desa ini? Tahu khan
cerita bidadari dan air terjun, karena dikisahkan sang bidadari bidadari itu
tempatnya ya di air terjun.
Karenanya
saya memilih untuk CLBK, menikmati kembali pesona air terjun Curug Lawe Benowo
Kalisidi, istilah nya WeCLBK.
Menuju
Lokasi
Untuk menuju
lokasi kurang lebih perjalanan dari sekitar 1,5 jam dengan rute dari Alun Alun
Ungaran ke arah Mapagan menuju arah kecamatan Gunungpati (Jl. Wurjanto),
melewati gerbang “Selamat datang Kampus Di Sekaran Gunungpati” maju lagi
sekitar 1,7 kilometer, dikiri jalan setelah kantor kecamatan Gunungpati dan sisi
kanan jalan ada Makam Darul Mukminin Siplaosan Sumurgunung belok kiri masuk +/-
7 kilometer dari jalan Wurjanto. Jalanan mendaki menguji semangat saya untuk
terus mengayuh sepeda ini, demi sebuah mimpi.
Perjalanan
saya mulai melewati jalan perkebunan cengkeh, jika di jalan melewati dua
pilihan jalan. Mantapkanlah kembali hati dan jangan malu bertanya jalan mana
yang harus dipilih untuk kembali mengejar mimpi bertemu sang bidadari,, hee hee
maksud jalur jalan yang mana yang harus dpilih untuk menuju curug lawe dan
curug benowo.
Semakin mendekat pastilah petunjuk jalan itu semakin jelas terlihat, mulai dari pos keamanan, meski dengan menuruni jalan yang curam dan licin, dengan jalur irigasi dengan sisi tebing yang menjulang tinggi dan sisi kiri irigasi jurang. Jika tergesa-gesa matilah saya dalam mimpi menemui bidadari.
Kembali ke
jalan semula, mendaki tanjakan curam, setapak demi setapak meninggalkan jejak
kaki menyebarangi sungai dengan jembatan kayu untuk terus mendaki, dan kembali
dengan jalan yang harus dipilih, jalan menuju curug lawe dan curug benowo yang
terpisahkan tak jauh dari lokasi satu dan yang lain, langkah mantap hati saya
tetap terpatri hingga akhirnya terlihatlah indahnya tempat sang bidadari Curug
Lawe Benowo Kalisidi.
- 10:13 AM
- 0 Comments